Mencoba membuat Feature
Menyusuri jalan disamping gereja st.Clements
mandonga,kita akan melihat pemandangan yang sudah tidak asing lagi bahkan
sering kita abaikan. Wa Poi 38 tahun wanita yang kurus dan terlihat sakit -
sakitan serta anaknya Fitra 8 tahun yang selalu mengemis dilampu merah jalan
tersebut. Setiap pagi beliau bersama anaknya sudah datang ketempat itu berharap
mendapat rejeki dari belas kasihan orang -orang yang melewati lampu merah
tersebut.yang lebih menambah rasa iba dan simpatik kita adalah karena Wa Poi
sudah mengalami kebutaan total pada matanya. Sehingga yang lebih sering
melakukan segala aktivitas adalah anaknya yang bungsu.
Wa Poi memiliki empat orang anak, Saypul (14),
Sumalbar (12), Fitri (10 ),Fitra(8), dari ke empat anaknya tersebut cuma anak pertamanya
yang dapat bersekolah dibangku SMP sedangkan ke tiga anaknya yang lain sudah
putus sekolah. Wa Poi sudah dua kali
menikah. Suami pertamanya telah
meninggal dunia di Malaysia beberapa tahun silam saat mencoba mengadu nasib di
negara jiran tersebut.Suami keduanya
adalah buruh kasar bahkan yang hampir tidak jelas pekerjaan yang
dimilikinya dan jarang pulang kerumah karena sering meninggalkan rumah untuk waktu yang cukup
lama tanpa ada kabar. Wa Poi dan keluarganya tinggal dirumah yang bahkan tidak
dapat disebut layak dan hanya menumpang ditanah milik orang. sewaktu- waktu
rumah yang dibangun diatas tanah pasti akan drubuhkan.
Dengan semangat hidup yang seadanya Wa Poi selalu
berjuang menghidupi ke empat
anaknya dengan tidak mengenal lelah. Karena
jika dia tidak mengemis maka anak-anaknya pasti tidak akan makan. dia selalu
berusaha menguatkan hati anak -anaknya untuk tabah menjalani kehidupan dan
tidak mengeluh.
Sebelum
mengemis di lampu merah,dulunya beliau memulung bersama keempat anaknya. Ketika
matahari mulai terbit beliau bersama keempat anaknya mulai keluar dari rumah
untuk pergi memulung dan baru pulang kerumahnya saat tengah malam.Namun
semenjak Wa Poi mengalami sakit keras dan memperparah keadaan matanya yang
buta,beliau berhenti memulung dan mengemis ada pilihan terakhirnya.
Bagi Wa
Poi ketika kita dilahirkan didunia entah dalam kondisi baik atau buruk harus
dijalani dengan ikhlas. Dengan mata yang buta total dan keadaan tubuh yang
sering sakit -sakitan Wa Poi tetap bersemangat dan tetap tersenyum kepada semua
orang, bahkan kepada orang yang sering mencibir atau menghindarinya karena dia
cuma seorang pengemis.
Wa Poi wanita yang tidak berdaya karena sakit
yang dideritanya tidak pernah berhenti berdoa agar anak - anaknya selalu
dilindungi dan diberi kesehatan oleh Tuhan, dan selalu berharap agar anak
-anaknya memiliki masa depan yang jauh lebih baik dari dirinya bahkan dapat
menutupi masa lalu keluarganya yang cuma seorang pengemis.
Bagaimana dengan kita yang secara fisik masih
normal apa yang sudah kita lakukan?sudahkah kita belajar berbagi hidup dengan
sesama kita?karena kita lahir didunia ini pasti punya alasan.
Lakukan yang terbaik dan kasihilah sesamamu
seperti engkau mengasihi dirimu sendiri.